Jumat, 05 Oktober 2018

KARENA KARTINI PAHLAWAN YANG PENUH KETELADANAN


RA Kartini

    Karya Effendi Sutanja

Pendidikan adalah perjuangan dan peneladanan

Itulah panutan yang diberikan Ibu Kartini bagi bangsa ini

Perjuangan menjadikan generasi yang keras berjuang

Keteladanan hidup memberikan kualitas berkarakter

Ketahanan menghadapi masalah dan tantangan hidup

Pola didik yang merupakan warisan tidak ternilai

Apa yang ditanam hari ini akan diwariskan kemudian

Penuh kehati-hatian agar tidak menuai kekecewaan

Ketegasan yang lembut seorang Ibu Kartini

Membentuk sosok perempuan yang dewasa

Mantap dalam mengambil keputusan

Teguh dan percaya diri

Berkualitas dalam relasi dan emansipasi 

Bukan terjadi sesaat dan singkat tetapi berkesinambungan

Membentuk keluarga-keluarga yang sehat dan beriman

Membentuk faham kebangsaan yang kuat dan berketahanan nasional

Terima kasih Ibu Kartini, Pahlawan Emansipasi Perempuan

Untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Indonesia

Berbicara mengenai pahlawan, tentu bukan hal yang asing lagi bagi kita. Seorang pahlawan adalah orang yang dinilai berjasa terhadap perubahan di negara ini. Waktu, pemikiran, tenaga, bahkan darah dan nyawa rela dipersembahkan dan korbankan untuk kepentingan bangsa. Lalu siapakah yang disebut pahlawan itu? Sejarah sudah mencatat banyak sekali pahlawan di Indonesia seperti R.A. kartini yang dikenal sebagai Pahlawan Emansipasi Wanita, Soekarno-Hatta, M. Yamin, Natsir, dll, yang dikenal sebagai Pahlawan Kemerdekaan dan Mahasisiwa yang gugur saat demo reformasi yang disebut Pahlawan Reformasi. Lalu siapa lagi yang bisa kita teladani, apakah seorang pahlawan harus selalu gugur? Kita tentu tahu bahwa pahlawan adalah orang yang melakukan hal-hal kecil akan tetapi itu menyumbangkan sebuah kontribusi bagi bangsa ini. Negara tanpa pahlawan sama artinya negara tanpa kebanggaan. Jika sebuah negara tak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, negeri itu miskin harga diri. Ia bahkan bisa menjadi Negara yang tidak berharga. Karena itu, setiap negara mestinya memiliki tokoh yang disebut pahlawan.

Pahlawan memiliki ketulusan untuk mendedikasikan diri membangun bangsa ini. Pahlawan menjadi sangat penting karena ia memberi inspirasi dan keteladanan bagi masyarakat luas. Inspirasi dan keteladanan yang selalu dapat memperbaiki kondisi negeri ini. Inspirasi dan keteladanan agar bangsa ini terus bangkit. Bangsa ini sesungguhnya mempunyai banyak orang yang memberi inspirasi dan teladan yang baik. Masalahnya, apakah kita sebagai generasi milenial mampu mengambil inspirasi dan keteladanan tersebut dan kemudian secara terus-menerus mempunyai keuatan dan kemauan untuk menerapakan sehingga dapat memperbaiki sikap moral bangsa ini? 

Setiap generasi memang memiliki masalah dan tantangannya sendiri. Dulu, musuh utama bangsa ini adalah penjajah. Kekuatan untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan pun menjadi hal penting yang tidak pernah berhenti disorak sorakkan. Namun sekarang, siapa yang cocok dan dapat diharapkan menjadi pahlawan untuk memperbaiki bangsa ini? 

Contoh yang dapat kita reladani salah satunya yaitu R. A. Kartini semangat juang Kartini dalam memberdayakan perempuan tidak akan berhenti sampai kapanpun. Sebagai Kartini-Katini muda penerus perjuangannya, kita perlu meniru sifat teladannya. Lalu sifat apa yang perlu kita teladani?

  1. Sederhana

Ayah dari RA Kartini adalah Raden Mas Adipati Sosroningrat, yang kala itu menjabat sebagai bupati Jepara. Meskipun dari kalangan bangsawan, RA Kartini tak lantas berpangku tangan dan diam di rumah. Ia dikenal merakyat, bergaul & berteman dengan siapapun. Bahkan ia menolak perilaku para bangsawan lain yang menggunakan status dan derajat mereka untuk menindas kaum di bawahnya. Di saat ia menikah, dengan bangsawan pula, RA Kartini tidak menggunakan baju mewah pernikahan dan tidak menggelar pesta. Begitu sederhanya beliau.

  1. Berani & Optimis

Di masanya dulu, RA Kartini sempat ditentang oleh masyarakat di sekitarnya. Mereka menentang pandangan Kartini yang menganggap perempuan harus keluar rumah, belajar, dan mengejar cita-cita. Budaya pingit menurutnya akan menutup kesempatan perempuan dalam melihat dunia. Namun, ia berani membuka sebuah tempat belajar khusus untuk mendidik pada perempuan dan anak-anak. Ia juga optimis, perbuatan kecilnya ini akan berdampak besar di masa depan. Tidak hari ini, mungkin esok atau lusa. Terbukti, sampai saat ini RA Kartini masih menggema gaungnya di mata masyarakat khususnya perempuan. Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini, murid-murid sekolah memakai baju adat daerah, hingga lagu yang tercipta berjudul Ibu Kita Kartini.

  1. Mandiri

Sebagai makhluk sosial, kita memang tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Tapi, tak ada salahnya kalau kita melakukannya sendiri selama kita mampu. Seperti teladan dari RA Kartini, meskipun kala itu dipingit, ia bisa mencari cara sendiri agar dirinya bisa berpengaruh bagi sekitarnya. Meskipun ia tidak disekolahkan tinggi-tinggi, ia belajar dengan cara menulis surat dengan para sahabat penanya dan belajar melalui pengalaman mereka. Hasilnya, ia bisa membangun sekolah Perempuan Pertama di Jawa.

  1. Cerdas dan Berwawasan Luas

            RA Kartini memiliki jiwa seorang pendidik. Ia belajar dari semua hal lalu mengajarkannya kepada anak-anak didiknya. Tak heran sekolah khusus perempuan pun ia dirikan. Mulai dari baca/tulis, melukis, memasak, menjahit, dan sebagainya. Hal ini ia lakukan karena pengalaman masa lalunya bahwa seorang perempuan yang belum menikah harus dipingit di rumah. Ia bersedih ketika seorang perempuan tidak memiliki hak yang sama seperti laki-laki dalam hal pendidikan, berpendapat, dan bekerja. Wawasan luas RA Kartini didapatkannya dari kegiatan surat menyurat bersama teman-temannya dari luar negeri. Pikirannya terbuka semenjak saat itu. Kini, ia tularkan kepada anak-anak Indonesia hingga generasi berikutnya. Untuk generasi sekarang, mencontoh sifat teladan ini tidak perlu bangun sekolah . Selalu haus akan pendidikan dan punya cita-cita tinggi saja sudah bisa disebut Kartini baru. Tapi syaratnya, cita-citanya harus dikejar dan diwujudkan.

  1. Inspiratif

            Selalu menginspirasi orang lain. Yang dilakukan RA Kartini saat itu hanyalah sebuah keikhlasan dan kesungguhan. Masyarakat kala itu tak ada yang mengira bahwa teladan RA Kartini bisa terbawa hingga saat ini. Menginspirasi berarti menularkan pandangan baru kepada orang lain, mampu membuat orang lain melakukan sesuatu. Mengisnpirasi orang lain itu mudah. Pastikan mereka melihat bahwa hal positif yang kita lakukan berdampak baik di lingkungan sekitar. Dengan begitu, mereka akan termotivasi untuk bertindak.

Selain sifat-sifat tersebut yang terpenting yang dapat kita teladani adalah perilakunya dalam memperjuangkan hak hak wanita dan secara tidak langsung kegiatan itu malah mempersatukan banyak sekali wanita di Jawa untuk memperjuanagkan hak haknya bersama sama. Selain itu perilaku Kartini yang menyatukan masyarakat di daerahnya untuk belajar bersama dengan dia dan saudaranya yang mengajar. Semua perilaku itu sangatlah menginspirasi kita untuk memperjuangkan sesuatu yang memang bermanfaat bagi kita dan untuk memperjuangkan hak hak kita, kita harus dapat menyatukan kekuatan dari banyak pihak  untuk meyakinkan dan  memperjuangkan hak haknya.

Lalu bagaimana kita menerapkan keteladanan yang penting tersebut?

Sebagai generasi milenial yang cerdas kita dapat menerapkan hal tersebut dengan misalnya ketika kita bermusyawarah kita berselisih dengan seseorang maka kita tidak boleh merasa dikesampingkan tetapi dengan adanya perselisihan tersebut maka kita harus dapat mencari solusinya yang dapat mempersatukan semua suara dalam musyawarah. Dan dalam hal ini kita harus selalu menjaga persatuan untuk mencegah dari perpecahan. Ini juga telah di contohkan oleh RA Kartini ketika beliau berselisih dengan orang tuanya untuk dipingit beliau mencari solusinya bagaimana beliau tetap patuh tetapi dapat merealisasikan mimpinya. Sehingga akhirnya beliau tetap patuh kepada orang tuanya sehingga tetap terjaga persatuan dalam keluarganya tetapi selain itu beliau juga merealisasiakan mimpinya dengan cara menjalin komunikasi dengan orang luar yang dapat membantunya. Dari sinilah keteladanan beliau dapat dicontoh. Tetapi  semua itu tidak berarti tanpa adanya kesadaran dari generasi sekarang. Maka apakah yang harus dilakukan agar kesadaran itu tumbuh?  Jawabannya adalah dengan melihat dunia lebih luas untuk mencari inspirasi dan agar timbul kesadaran.

Penullis :  Alien

X MIPA 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar