Indonesia merupakan negara yang memilki keragaman suku,
agama, dan ras. Keragaman tersebut dapat disatukan dengan bahasa dan budaya.
Menurut KBBI, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri, sedangkan budaya menurut KBBI adalah pikiran, akal budi,
hasil, adat istiadat. Bahasa dan budaya selain menjadi jati diri suatu bangsa
juga dapat menjadi alat pemersatu keberagaman yang dimilikinya.
Bangsa Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah dengan
jumlah sekitar 655 bahasa. Dengan keberagaman bahasa daerah tersebut akan
menyulitkan masyarakat dari suatu daerah yang ingin berkomunikasi dengan
masyarakat di daerah lain sehingga tercetuslah gagasan untuk melahirkan bahasa
persatuan, bahasa yang dapat digunakan oleh masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Gagasan tersebut diwujudkan dalam Kongres Soempah Pemoeda atau
Kongres Pemoeda Pemoedi Indonesia pada 28 Oktober 1928. Dalam naskah Soempah
Pemoeda pada keputusan kedua disampaikan bahwa “Kami poetra dan poetri
Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean bahasa Indonesia”, keputusan tersebut
menandai lahirnya bahasa persatuan yang dapat digunakan oleh masyarakat seluruh
Indonesia. Setelah kongres tersebut diadakan, bahasa Indonesia mulai digunakan oleh
masyarakat dalam kondisi resmi maupun tidak resmi. Kesulitan dalam
berkomunikasi yang dialami masyarakat mulai teratasi dengan penggunaan bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia berhasil menyatukan keberagaman bahasa daerah dan
kemudian menjadi bahasa nasional setelah ditetapkan dalam Pasal 36 UUD 1945.
Selain keragaman bahasa, kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia juga sangat beragam mulai dari tari daerah, alat musik, lagu daerah,
tradisi, dsb. Kebudayaan tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah yang
lain. Meskipun kebudayaan masing-masing daerah berbeda tetapi dapat menjadi
pemersatu bangsa Indonesia. Sebagai contoh pada pembukaan Asian Games 2018
persembahan tari Ratoh Jaroe dengan jumlah penari sekitar 1600 orang yang
berasal dari DKI Jakarta. Meskipun tidak membawakan tarian dari daerah asalnya
para penari tetap memberi penampilan terbaik tanpa mempermasalahkan darimana
tari Ratoh Jaroe berasal. Contoh lainnya adalah penampilan tim pertukaran
pelajar dari Indonesia yang menyuguhkan kolaborasi kebudayaan dari berbagai
daerah di Indonesia. Tim pertukaran pelajar beranggotakan pelajar dari seluruh
daerah di Indonesia, meskipun berasal dari daerah, suku, maupun agama yang
berbeda mereka dapat bersatu menampilkan sebuah tarian dengan dasar kebudayaan.
Kedua contoh tersebut menggambarkan bahwa budaya dapat mempererat persatuan
bangsa Indonesia yang merupakan negara multikulturalisme.
Bahasa dan budaya merupakan jati diri bangsa dan dapat
menjadi alat pemersatu keberagaman. Meskipun memiliki latar belakang suku,
agama, dan ras yang berbeda kita tidak boleh menjadikannya sebagai alasan untuk
berselisih yang mengarah pada disintegrasi (perpecahan) justru keragaman
tersebut harus dijadikan sebagai perekat
persatuan bangsa. “Satu bahasa, satu bangsa, kita Indonesia, Bhineka Tunggal
Ika”.
Penulis : Maharani Wijayanti
X MIPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar