Rabu, 20 Maret 2019

Puisi 1

Malam Si Kucing Manis 
karya Aida Amalia Kurniadi

Bintang masih belum redup
Tapi tetua menurunkan tirai
Di tengah angin bersuara sayup
Di pinggir ladang berakar tunggang
Ini bukan pilihan! 
Ini jalan! 

Burung hantu tak mengganggu
Tapi tetua menutup telinga
Merasa tidak nyaman
Padahal sang saka telah bebas mengudara
Awan tak menghalangi pandangan
Air mendidih di tepi danau

Emosi meluap bagai terbakar
Tak ada yang bisa hentikan
Itu salah Anda jika ia marah
Itu salah Anda jika ia mengangkat kepala
Anda ganggu Kucing Manis yang lelap
Lupa cakarnya mampu mengoyak wajah dan tubuh

Bukan karena ia terganggu
Anda mengacau tanah majikannya
Ia adalah penjaga tanah yang setia
Darah pun siap ia tumpahkan
Kini Anda nekat menerobos rusuh
Maka nadi lah imbalannya

Bintang masih belum redup 
Bukan "belum", tapi "tak akan" 
Pengorbanan dibalas pengorbanan 
Prestasi mereka yang tumbang tak sia-sia
Kucing Manis mengingat sebuah petuah
"Kesetiaan melawan kemusnahan"

Angin sayup mengudara
Kirimkan sejuta kata bermakna
Pembacaan telah menyebar, Bung! 
Kami berdiri dalam damai sebelumnya 
Ingatkah "perikemanusiaan"? 
Atau lebih baik Anda mempelajari "perikehewanan"? 

Bintang masih tak akan redup
Kucing Manis menggenggam kunci 
Anda berusaha mengambilnya 
Ketahuilah, 
Anda tak akan bisa! 
Masa depan negeri kami 
Cakar-cakar si Kucing Manis! 

Senin, 18 Maret 2019

Haiku 1

Haiku 
Aqilla Zahra Prayojana Putri

Lapangan hijau,
orang-orang berbaris,
di hari Senin.