Sabtu, 29 September 2018

Cipta Puisi Bulan Bahasa 2018 Kelas 10



Nama   : Irma Dwi Listiarni
Kelas   : X MIPA 1

W.R. Supratman
Dari lereng bukit Menoreh
Di Kedu Selatan, engkau pecahkan sepi
Lewat tangis selirih rindu
Yang kirimkan ramalan bagi Nusa
Dengan getar nyanyian rindu

Lalu Kau tumbuh melampaui musim
Menuju sebuah kota, pusat keramaian Pulau Jawa
Diiringi haru kerabat yang menempias
Di dinding rumah, juga pekarangan
Tempat bermain yang tak sampai tanak
Mengasuh keriaanmu di relung belia

Kau serap nada-nada yang menguar
Dari degup dan golak gelora para teruna
Yang mengidam udara kebebasan
Merdeka mengubah irama dan jalan
Bergerak ke depan, amanah murni kemanusiaan

Nama   : Nevia Divara Putri Firdaus
Kelas   : X MIPA 2

W.R. Supratman
W.R. Supratman
Kaulah pahlwanku
Kau buat negara dan kota tercintamu bangga
Kau hasilkan nada yang indah
Lewat goresan tintamu

W.R. Supratman
Kau sangat berjasa
Kau ciptakan lagu Indonesia Raya
Lagu kebangsaan negeri pusaka

W.R. Supratman
Barisan syairmu menggema
Di bumi nusantara
Kau kabarkan berita gembira
Indonesia merdeka


Nama   : Desetya Wayan P.
Kelas   : X MIPA 3

Wage Rudolf Soepratman
Wage Rudolf Soepratman
Pria tinggi rupawan
Bukan Bangsawan
Namun semangat militant

Bukan dengan senjata
Namun dengan karya dan semangat ksatria
Ksatria desa
Dengan sejuta rasa untuk merdeka

Dari jemarinya Indonesia Raya sampai telinga
Hati dan biolanya menciptakan cinta
Menuai air mata di mana mana
Air mata semangat merdeka

Namun semua tak seindah karangan
Dibui, diasingkan, kejar – kejaran semua ia rasakan
Belum sempat menikmati indahnya kemerdekaan
Ia sudah berpulang, mungkin Tuhan lebih sayang

Nama   : Anggita Yunia N
Kelas   : X MIPA 4

Alunan Biola Kemerdekaan
Siapakah dia
Lelaki tampan berwibawa
Tinggi gagah berkarisma
Semesta hadirkannya tuk tanah pusaka

 Wage Rudolf Supratman
 Sang penghadir nada kemerdekaan
Dawai yang saling bersentuhan
Menciptakan cinta menggebur jagad raya

Tanah yang sakti
Tanah yang berseri
Alunan biola menggelegar teriringi
Menggema damai abadi

Sorak sorai lautan manusia
Tetes air mata sembari berteriak merdeka
Dalam benak lautan manusia
Cinta semakin mekar laksana puspa bangsa

Kini semesta memanggilnya ke Rahmatullah
Tempatnya kini di Marwah
Yang berasal dari tanah
Akan menjelma menjadi tanah

Pena sejarah kan tetap menyala
Indonesia Raya, abadi selamanya

Nama   : Camelia Puspita Firdausy
Kelas   : X MIPA 5

Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman
Kata orang engkau pahlawan
Tapi bagiku,
Engkau lebih dari itu

Bung Wage Rudolf Supratman,
Wajahmu rupawan
Otakmu juga brilian
Pantas saja aku tertawan

Hai bung!
Aku bangga padamu
Saat ku ditanya
Dimana kau dilahirkan?
Kujawab, Purworejo
Sama seperti W. R. Supratman, lho

Bung,
Indah sekali musikmu
Sederhana
Tapi sangat bermakna
Rangkaian kata
Yang sungguh mempesona

Bung,
Kutahu aku tak pernah melihatmu
Tapi aku juga tahu
Hatiku sudah terbuai alunanmu

Terimakasih, Bung!
Atas sebuah karya mahalmu
Mungkin hanya sebuah lagu
Tapi ketahuilah, itu lebih dari apapun
Sebuah lagu yang menghangatkan
Sebuah lagu yang memersatukan
Sebuah lagu yang memerdekakan

Nama   : Fauzan ‘Adzima Al Azhar
Kelas   : X MIPA 6

Gejolak dalam Gelora
Dari lereng bukit di Utara Kaligesing,
Engkau pecahkan sepi lewat tangis,
Kau kirimkan ramalan bagi nusa dengan simfoni nyanyian rindu
Lalu kau tumbuh besar secepat musim berganti,
Lalu kau pergi meninggalkan sang mata hati
Diiringi haru kami yang menghantarmu pergi,
Rumah pun serasa akan roboh, kehilangan salah satu sosok penyangganya,
Namun kami tahu, sudah seharusnya kami rela demi kebaikan dirimu,

Kau serap nada-nada yang menguar dari degup dan gelak gelora para taruna,
Yang mengidam-idamkan udara kebebasan di tanah sendiri,
Tanah tumpah darah yang mereka sayangi,
Demi sebuah angin kemerdekaan mereka korbankan jiwa dan raga mereka,
Derap langkah mereka terdengar gagah, laksana pasukan gajah mada,
Berada di garda terdepan, menjadi tembok pertama yang dihantam penjajah

Supratman, Sanubari dusun dari pedalaman Purworejo,
Engkau kelana cangkulmu,
Biola menggemburkan kekerasan hati di dada,
Menyibak suasana yang pengap oleh mendung yang menerpa dari arah utara,
Supratman, lagu yang lahir dari hati nuranimu,
Mengalirkan seluruh cinta dan bakti,
Mengantarkan negeri kepada gerbang kebahagiaan,
Setelah perjalanan Panjang,
Meniti keluhuran sejarah, membangun anggunnya peradaban.
Oh, Supratman namamu kan slalu terkenang dalam jiwa Indonesia Raya.

Nama   : Raihana Dzakiyatunisa
Kelas   : X MIPA 7

GELORA API JIWA
Tujuh puluh tiga tahun...
Kau ukir sejarah
Wujudkan api kemerdekaan
Taklukkan penjajah dunia
Demi ibu Pertiwi
Waktu demi waktu telah berlalu
Selarik kisah
T'lah menjadi sejarah
Paradoks di masa lampau
Tentara Pelajar Kedu Selatan
Gema Proklamasi bertalu
Belanda tak jua henti jajah negara kita
Semangat bergelora
Api-api dalam jiwa membara
Kukuhkan Proklamasi Indonesia
Perang yang bergerilya
Gugurkan pasukan
Habis dimakan api
Darah tumpah di tanah Pertiwi
Membekas di hati
Berbekal jiwa ’45
Jiwa merdeka
Tak gentar...
Tangguhkan hati
Itulah Tentara Pelajar

Nama: Fatimah Cahyaningtyas
Kelas   : X MIPA 8

PAHLAWAN
Menjulang tinggi semangatmu
Penuhi ubun-ubun harapan negeriku
Cinta pada tanah air terdengar dari sorakmu
Gema keadilan terlihat dari sorot matamu
rela berkorban terpancar dari usahamu

Kau angkat senjatamu ke medan perang
dengan jiwa patriot kau menerjang semua penghalang
Selincah mata pedang setajam mata elang
berjuang melindungi tanah air yang kau sayang
mengantarkan negeri menuju hari esok yang benderang

Seolah seluruh alam berbisik berikan semangat
Menyusun tekad untuk menjadi lebih kuat
Hapuskan elegi ketidakadilan yang melekat
serta penjajahan keji yang berat
Di bawah naungan dan kuasa Tuhan Yang Maha Kuat

Pahlawanku,
Sungguh mulia hatimu
Aku akan selalu mengikuti jejakmu
mempertahankan kemerdekaan ini dengan usahaku
dan mengerahkan segenap kemampuanku

Pahlawanku,
Namamu akan selalu terukir dalam kalbu
atas segala usaha dan kerja kerasmu
dan segenap kemurnian hatimu
serta seluruh jasamu

Nama   : Dimas Fadil Widigdo
Kelas   : X IIS 1

Kau sulit untuk sebuah makna....
Tapi, kehadiranmu sungguh berharga...
Perjuangan mu tak sebatas kata ''sejahtera''...
Namun dengan rasa cinta negara...
Rela meninggalkan keluarga....
Hanya demi kata "merdeka"...

Trimakasih atas jasamu...
Namamu tak terkikis oleh waktu...
Walau dunia semakin membatu....
Semakin keras seiring dengan waktu...

Terima kasih pahlawan ku...
Atas jasamu...

Nama   : Tia Amalia
Kelas   : X IIS 2

W.R. SUPRATMAN
Dari puncak gunung yang tinggi
Dan dalamnya lautan, Engkau pecahkan suasana sepi
Lewat lantunan silih rindu
Mengirimkan telahan untuk bangsa
Dengan getar syair sendu

Kau mengarungi berbagai rintangan
Menuju sebuah kota, di pusat keramaian Jawa
Diiringi peluh, di dampingi tangis
Demi usahamu berbuah manis
Semuanya kau terima dengan lapang dada

Selebihnya, syair juangmu tersirat padu
Namun, saat pemuda bersumpah seru
Pertama kali Indonesia Raya bersenandung lagu
Agar kelak Nusantara persis seperti itu.

WR Supratman……..
Dari pedalaman Purworejo, engkau berkelana
Membawa biola, yang menyebarkan dunia
Mengiringi lagu Indonesia Raya dengan selaras
Kembali menumbuhkan persatuan bangsa

Nama   : Silvia Yunita Rachmawati
Kelas   : X IBB

Jangan Jadi Anarkis Karena Apatis
Malam ini purnama
Izinkan aku menceritakan sebuah nama
Ketika pulang dia menjadi ternama
Eksistensi diksi kelana

Pernah ku lihat
Tajam nya gerinda pemahat
Berdiri tegak di tangan para penjahat
Menusuk nadi hingga ke liang lahat

Terseret kau bung
Membuat dirimu terpasung
Dengan gerilya kawanmu ikut mengacung
Meski lantas harus ikut terpancung

Tetes, darah
Menggigil aku melihat
Suara-suara pekikan halus sarat makna
Teredam oleh meriam sarkas
Terdengar lara

Eksistensi kelana
Ketika ibu pertiwi telah menangis
Menangis untuk pertama kali
Untuk negeri ini
Negeri pusaka terdamba abadi

Sakit
Namun kau tetap terus menghilir
Menghalau tangan-tangan anarki
Pasukan yang terus berhierarki
Mengejar merdeka untuk di bawa ke hulu

Puan-puan kecil berlari
Melintas keliling bersenjata
Mereka masih sekolah, kawan
Tentang mereka yang harus bergelar tentara

Kawan
Negeri ini kaya
Pusaka masih terjaga
Jangan jadi pelana
Lagi seperti dulu kala
Tidak peduli juang tahun lama
Merdeka perlu bersama-sama kita
Terus, terus bersama
Tanpa apatis nya ego yang berkala.



Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar