Sastra berarti tulisan. Sastrawan berarti orang yang ahli
dalam sastra. Banyak sekali sastrawan di Indonesia yang sudah menerbitkan
karya-karyanya. Mereka adalah Andrea Hirata, Pramoedya Ananta Toer, Chairil
Anwar, Taufiq Ismail, dan lain-lain. Bisakah kita sebut mereka sebagai
pahlawan? Bisa. Pahlawan berarti pejuang. Bentuk-bentuk perjuangan pahlawan
tidak harus berbentuk fisik seperti perang. Pejuang sastra pun bisa disebut
pahlawan. Mereka merupakan pahlawan bagi Indonesia dalam bidang sastra.
Julukan atau gelar pahlawan tidak hanya diberikan kepada
orang yang telah berjuang memerdekakan Indonesia, seperti Ir.Soekarno, Jendral
Ahmad Yani atau Jendral Sudirman. Namun, gelar pahlawan ini bisa kita beri
kepada sastrawan yang berjuang dalam bidang sastra. Perjuangan mereka tidak
begitu nampak dari luar, tetapi mereka adalah hal yang berharga bagi Indonesia.
Mereka berjuang membuat karya-karya dalm bentuk tulisan. Mereka berjuang
merangkai kata-kata dengan indah yang kemudian dipublikasikan ke seluruh
masyarakat Indonesia.
Sastra juga bisa diartikan bahasa. Orang yang menggeluti
bidang sastra pasti akan bertemu dengan dua hal, pertama karya satra dan kedua
tata bahasa. Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Orang-orang yang tergabung di dalam sastra berarti sama saja dengan memperjuangkan
bahasanya sendiri, yaitu bahasa Indonesia.
Karya sastra memiliki peran penting dalam penulisan
sejarah Indonesia modern. Sebut saja karya pengarang besar Multatuli yang
memotret sistem tanam paksa di abad ke-19 dan karya kenamaan Indonesia,
Pramoedya Ananta Toer yang lahir di abad ke-20. Kendati berbeda zaman, kedua
karya pengarang besar itu memiliki karakter yang sama, yakni antikolonialisme.
Terutama di dalam melakukan kritik terhadap sistem kolonial yang menindas dan
memotret peristiwa faktual yang terjadi pada masanya. Di luar hal itu, karya
sastra tersebut memiliki daya dorong terhadap perubahan sistem masyarakat.
Menurut saya pada intinya sastrawan tetap merupakan
pahlawan bagi negaranya. Memang benetuk perjuangannya tidak nampak, tetapi
peranan mereka sama pentingnya dengan pahlawan yang berjuang dengan fisik.
Lagipula pada saat penjajahan pun beberapa pahlawan di Indonesia menggunakan
sastra sebagai media atau senjata untuk melawan penjajah.
Penulis : Chika Kartika Khairunisa
XI
IBB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar