Pahlawan dapat diartikan ke dalam
konteks yang majemuk. Bagi masing-masing pribadi pun akan berbeda pendapatnya
tentang apa yang dimaksud dengan pahlawannya masing-masing. Kata pahlawan
memang kata benda, namun bisa menjadi relatif seperti kata sifat pada umumnya.
Sedangkan, siapa itu sastrawan? Seseorang yang mampu bersastra
dengan menuangkan idenya dengan imajinasi yang tinggi. Mereka mewariskan banyak
karya sebagai sumber literatur dan objek pendidikan. Karya mereka yang
menginspirasi juga memotivasi dapat memberi spirit bahkan mendorong para
pembacanya untuk melakukan keteladanan yang mereka telah ceritakan di dalam
sastranya.
Lantas,
apakah Sastrawan dapat disebut sebagai pahlawan? Tidak perlu dijawab, mari
renungkan bersama saja. Sastrawan banyak menginspirasi para pemuda dengan
karyanya. Jika tak ada Sastrawan yang melahirkan karya, dari manakah kita dapat
melakukan literasi, jika di jaman modern ini, walaupun sudah tersedia gadget
penunjang kehidupan, literasi digital masih tidak bisa dibandingkan dengan
literasi buku-buku fisik seperti novel, antologi puisi, antologi cerpen, dan
lain sebagainya.
Pendidikan pun semakin berkembang. Sekolah menengah
atas kini banyak yang menyediakan program bahasa bagi para peminatnya. Sastra
disini memiliki peran penting sebagai penunjang pendidikan dalam program bahasa
di sekolah menengah atas. Program bahasa ini yang nantinya akan diarahkan
menjadi seorang sastrawan di masa kemudian.
Apabila sastra yang sekarang kita nikmati sekarang
adalah hasil karya para sastrawan sebelum kita, maka belajar sastra dan
menghasilkan karya sastra di hari ini, akan bermanfaat juga di masa yang akan
datang, masa dimana gadget hampir menguasai seluruh dunia, namun hanyalah
sastra yang dapat menggantikan itu semua. Walaupun literasi digital pun tak
kalah memiliki karya sastra di dalamnya, namun teknologi tidak bisa
dipertanggung jawabkan isinya kepada pemiliknya. Semua orang dapat
mempulikasikan karyanya bahkan menjiplak karya lain pun di internet. Oleh
karena itu, hanya karya sastra yang memiliki tanggung jawab penuh dari
penciptanya dan dilindungi oleh undang-undang hak cipta.
Negara ini
perlu sastrawan-sastrawan yang unggul dalam menuangkan ide pikiran dengan
imajinasi tinggi untuk membawa generasi emas yang akan diharapkan menjadi pemimpin
Indonesia di tahun 2045 mempunyai motivasi penuh menggerakan Indonesia semakin
berkembang bahkan Indonesia sudah memiliki potensi sebagai negara maju di
tahun-tahun ke-100 Indonesia merdeka, yaitu tahun 2045.
Dengan itu, apakah Sastrawan masih kurang layak
disebut sebagai Pahlawan?
Penulis : Esa
Firdausa
XI MIPA 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar