Jumat, 05 Oktober 2018

TEMA : SASTRAWAN, PAHLAWAN ATAU BUKAN?

            Pahlawan dapat diartikan ke dalam konteks yang majemuk. Bagi masing-masing pribadi pun akan berbeda pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan pahlawannya masing-masing. Kata pahlawan memang kata benda, namun bisa menjadi relatif seperti kata sifat pada umumnya.
            Sedangkan, siapa itu sastrawan? Seseorang yang mampu bersastra dengan menuangkan idenya dengan imajinasi yang tinggi. Mereka mewariskan banyak karya sebagai sumber literatur dan objek pendidikan. Karya mereka yang menginspirasi juga memotivasi dapat memberi spirit bahkan mendorong para pembacanya untuk melakukan keteladanan yang mereka telah ceritakan di dalam sastranya.
            Lantas, apakah Sastrawan dapat disebut sebagai pahlawan? Tidak perlu dijawab, mari renungkan bersama saja. Sastrawan banyak menginspirasi para pemuda dengan karyanya. Jika tak ada Sastrawan yang melahirkan karya, dari manakah kita dapat melakukan literasi, jika di jaman modern ini, walaupun sudah tersedia gadget penunjang kehidupan, literasi digital masih tidak bisa dibandingkan dengan literasi buku-buku fisik seperti novel, antologi puisi, antologi cerpen, dan lain sebagainya.
Pendidikan pun semakin berkembang. Sekolah menengah atas kini banyak yang menyediakan program bahasa bagi para peminatnya. Sastra disini memiliki peran penting sebagai penunjang pendidikan dalam program bahasa di sekolah menengah atas. Program bahasa ini yang nantinya akan diarahkan menjadi seorang sastrawan di masa kemudian.
Apabila sastra yang sekarang kita nikmati sekarang adalah hasil karya para sastrawan sebelum kita, maka belajar sastra dan menghasilkan karya sastra di hari ini, akan bermanfaat juga di masa yang akan datang, masa dimana gadget hampir menguasai seluruh dunia, namun hanyalah sastra yang dapat menggantikan itu semua. Walaupun literasi digital pun tak kalah memiliki karya sastra di dalamnya, namun teknologi tidak bisa dipertanggung jawabkan isinya kepada pemiliknya. Semua orang dapat mempulikasikan karyanya bahkan menjiplak karya lain pun di internet. Oleh karena itu, hanya karya sastra yang memiliki tanggung jawab penuh dari penciptanya dan dilindungi oleh undang-undang hak cipta.
 Negara ini perlu sastrawan-sastrawan yang unggul dalam menuangkan ide pikiran dengan imajinasi tinggi untuk membawa generasi emas yang akan diharapkan menjadi pemimpin Indonesia di tahun 2045 mempunyai motivasi penuh menggerakan Indonesia semakin berkembang bahkan Indonesia sudah memiliki potensi sebagai negara maju di tahun-tahun ke-100 Indonesia merdeka, yaitu tahun 2045.
Dengan itu, apakah Sastrawan masih kurang layak disebut sebagai Pahlawan?
Penulis : Esa Firdausa
XI MIPA 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar